Faktor X

Sudah sedari tadi, malam melebarkan selimunya menutupi sebagaian bumi. Dengan gelapnya,dinginya udara, serta terang bulan dan bintangnya, bagai sedang menyanyikan lagu nina bobo tanpa suara. Tapi mata ini masih tak mau terpejam. semakin kupaksa, semakin tak mampu. Akhirnya koran bekas seminggu terakhir, menjadi pelampiasan kekesalanku malam ini. kubolak-balik lembar demi lembar. hanya kulihat-lihat gambarnya dan kubaca hanya pada judul-judulnya saja. Seminggu ini yang menjadi sorotan media adalah Ujian Nasional. dan itu lantas mengingatkanku pada peristiwa yang tak mungkin aku lupakan seumur hidupku. peristiwa yang membuatku percaya, dari setiap hasil yang dicapai manusia,tidak hanya kepandaiannyalah yang menentukan. melainkan selalu  ada faktor X yang mengiringnya. Biar lebih jelas, akan kuceritakan kronologinya (oke coy,,,:) ).  begini ceritanya:


Waktu itu -Mei 2011- Ujian Nasional tingkat SMA sederajat sudah di depan Mata. Berbeda dengan kebanyakan teman-temanku yang was-was menjelang Ujian yg semakin dekat, tak kurasa gentar menghadapinya. meskipun ada lima paket, Aku merasa percaya diri dengan kemampuanku. Aku sudah kenyang mengerjakan soal-soal llatihan dan Tryout aku selalu lulus.Satu hal yang selalu aku yakini, Soal UAN tidaklah lebih sulit dari Soal Tryout. dulu waktu SD, aku selalu masuk tiga besar, bahkan beberapa kali peringkat pertama dikelas (kecuali kelas Lima semester satu. ga dapat rangking men...). Ketika SMP, tak pernah absen aku menghuni peringkat enam besar dikelas. sedangkan ketika SMK sungguh diluar perkiraanku.  Tak pernah sekalipun aku masuk dalam sepuluh besar. aku maklum, karena jiwa ababilku tengah berapi-api waktu itu. Namun meskipun begitu, nilai raportku selalu tertera dengan rata-rata delapan. Kalau boleh sombong, kukatkan kalau aku ini anak yang Pandai

     Akhirnya Ujian Nasionalpun tiba. Hari kesatu, kedua, dan ketiga Ujian terlewati tanpa masalah. itu semua kukerjakan dengan kemampuanku sendiri  dan aku yakin bakal lulus kali ini. dan sesuai dugaanku, Soal Tryout memang lebih sulit dari pada UAN. Tinggal satu lagi Ujian Bahasa Inggris yang mesti kuhadapi. Memang aku tak pandai bicara bahasa Inggris. namun aku bisa kalau hanya disuruh membaca soal dan mengerjakanya.

     Hari terakhir Ujian, aku mengalami beberapa hambatan menjelang berangkat sekolah. Antri Mandi, Beli Pensil baru (yang kemarin hilang men),dan angkot yang lambat, membuatku berkeringat karena mengharuskanku berlari-lari sejauh 200meter menuju sekolah, setelah aku turun dari angkot. Bel berbunyi tepat ketika aku memasuki gerbang.
aku baru sadar Pencil baruku belum sempat kuraut. kemudian baru kuraut ketika didepan kelas.pengawas Ujian memerlukan memanggilku untuk segera memasuki kelas karena Ujian hendak dimulai. Setelah Pencil kurasa Cukup Tajam, kutaruh tas diluar dan kemudian kumasuki kelas dengan penuh percaya diri.

     setelah Ujian dimulai, aku baru sadar aku Lupa Menaruh Handphone didalam tas. Handphoneku masih berada didalam saku celanaku. Peraturan dengan jelas mengatakan bahwa Selama Ujian Siswa dilarang membawa peralatan elektronik. Namun aku tak khuwatir, karena Hp berada pada modus Silent dan sebelumnya tak pernah ada pemeriksaan dari pengawas Ujian.Kubaca soal demi soal, dan kemudian goresan Pencilku memenuhi beberapa lingkaran pada lembar jawaban dimejaku. waktu Ujian masih tersisa sekitar duapuluh lima menit, hanya kurang enam soal yang aku tak tahu jawabanya. selebihnya yang udah aku jawab aku yakin betul. jadi walaupun yang enam ini kujawab secara ngawur, aku masih yakin tetap lulus.

     seperti hari-hari sebelumnya ketika aku sudah merasa mentok dan tak tau akan jawaban soal-soal Sulit, aku selalu Ijin keluar kekamar mandi. tidak untuk buang hajat. Hanya diam disana selama beberapa saat untuk kemudian kembali lagi kekelas. Namun Siapa disangka, waktu itu adalah jadwal Tim Independent (pengawasnya pengawas) berku njung kesekolahku. Keluar dari kamar mandi hendak menuju kelas , kulihat seorang Tim Independent -sebut saja Mr.X- tengah berjalan berlawanan arah denganku . dekat dan semakin dekat, Mr.X berhenti berjalan tepat didepan ruanganku. dan Ya Tuhan,,,, kulihat matanya memelototi pada saku celanaku yang menonjol berisi Handphone.sungguh tampak sangat menonjol, karena memang setiap sekolah aku selalu menggunakan celana yang ketat. aku merasa seksi dengan itu.

    Dipelototi seperti itu sungguh membuatku berkeringat dingin. Takut hapeku bakal disita(didalamnya ada inbok berisi bocoran jawaban, yang diragukan ke sohihanya men), tepat berada didepan Mata orang itu, dengan nekat kukeluarkan Handphoneku dari saku dan kumasukan kedalam tasku yang tergeletak didluar.
     "Kenapa sih mas, kok pake bawa Handphone segala?". Tanya orang itu ketika aku melewatinya
     "ega ko' pak...." jawabku dengan gobloknya, sambil melewatinya masuk kedalam kelas. sungguh aku sangat grogi waktu itu sehingga tak tau mesti beralasan apa. yakin aku tak bersalah karena memang aku tak mencontek, aku bersikap biasa-biasa saja sampai didalam kelas. ketika ku tengok keluar, Mr.x tengah menunjuk-nunjuk sebanyak tiga kali salah satu foto peserta Ujian yang terpampang dijendela. Aku sungguh merasa tak nyaman dengan hal itu. Belpun berbunyi, menandakan Ujian telah selesai.

    UAN telah berakhir. kesokan harinya siswa masih harus datang kesekolah guna mengikuti Ujian TOEC bahasa Inggris. ketika sampai disekolah, teman-temanku tengah ramai memperbincangkan gosip yang mengatakan ada dua siswa yang ketahuan membawa HP. yang pertama adalah Popy(bukan nama sebenarnya) jurusan AK, ketahuan membawa Hp diruangan ketika Ujian berlangsung. Kini Hp miliknya tengah disita Tim Independent. sedangkan anak yang yang kedua masih misterius. satu-satunya petunjuk mengatakan, siswa kedua adalah dari jurusan TKJ. namun semua anak TKJ merasa selama Ujian kemarin, tidak ada diantara mereka yang ketahuan membawa HP. itu membuat mereka tidak mempercayai gosip tersebut. Namun Narasumbernya adalah seorang guru disekolah kami. rasanya tak mungkin seorang guru mengatakan dusta seperti itu. hal itu sungguh-sungguh membuat temanku semua bingung mana yang benar dan mana yang saah. rasa khawatir bercampur takut lantas menjalari tubuhku . aku hanya diam, dan mereka tak mengetahui kejadian kemarin antara aku dan Mr.x.

Ujian TOEC hendak dimulai. Aku bersama teman-temanku duduk ditempat yang sama ketika UAN. Kali ini yang menjadi pengawas adalah pak Sulis, guru sekolah kami.
    " Saudara Rofik, ini ada surat buat orangtua kamu". panggil pak Sulis
    " Kalau boleh tau, ini surat apa pak? " . Tanyaku heran, karena hanya aku seorang yang mendapat surat pada
kali ini.
    " Nanti kau akan tau setelah kau baca sendiri dirumah ".

      Aku sungguh tak tenang kali ini. beberapa kali kuterka kira-kira apa isi surat ini, yang muncul dikepalaku selalu kemungkinan-kemungkinan buruk. yang paling dominan dugaanku adalah surat ini berisi pemberitahuan bahwa "Rofik Udin dinyatakan tidak Lulus Ujian karena ketahuan membawa HP". aku merasa seperti tercekik kali ini. Pikiranku buyar tak mampu membaca soal. dalam hati kusalahkan pak Sulis, mengapa tidak nanti saja setelah selesai Ujian TOEC dia memberikan surat brengsek ini. kan tak bisa aku mengerjakan Soal dengan perasaan begini. Akhirnya dengan ngawur kulingkari hitam lembar kawabanku tanpa membaca soal. Soal yang semestinya selesai dua  jam, kuselesaikan hanya dalam waktu 30menit. lima belas menit untuk menduga-duga isi surat. dan lima belas menit untuk menjawab soal ngawur. setelah keluar kelas, dengan berlari aku menuju WC untuk membuka Surat brengsek ini. kurasakan air mata mengalir beberapa tetes membasahi pipiku. dengan gemetar kubuka amplop, lalu kubaca surat tersebut dari awal sampai Akhir. Isinya adalah, "Surat Pemanggilan Orang Tua Menghadap Kepala Sekolah". aku cukup bisa bernafas lega , mengetahui ini hanya surat panggilan. Berarti aku masih punya Harapan Lulus. aku tidak langsung keluar. memerlukan beberpa menit bagiku untuk mengembalikan kepribadianku. kini aku harus mempersiapkan diri untuk memberitahukan kepada Orang Tuaku.

     Sampai dirumah, untuk beberapa lama aku hanya tiduran dikamar memikirkan hal yang terjadi dua hari ini. Akhirnya dengan seluruh keraguan, kupaksakan diriku memberitahukan kepada Orang Tuaku. kuceritakan pada mereka sebenar-benarnya yang terjadi. mereka tidak marah, hanya menyayangkan kecerobohanku yang berakibat fatal ini. besoknya aku beersama ayahku datang memenuhi panggilan Kepala Sekolah. disitu sudah sampai Popy beserta Ibunya terlebih dahulu. beberapa Menit Kemudian kepala Sekolah beserta Guru Bk datang menemui kami. Aku bersama Popy dimintai keterangan mengenai kronologis penangkapan dan alasan kami membawa HP Waktu Ujian. Kuceritakan apa yang terjadi apa adanya. Kepala Sekolah merasa simpati dengan yang menimpaku. Sedangkan Popy meskipun berkilah, dari ceritanya, sepertinya aku dan Kepala Sekolah mempunyai Pikiran yang sama bahwa Popy sengaja membawa HP kedalam kelas. Kepala Sekolah menerangkan bahwa Dia tidak dapat berbuat banyak, karena kasus kami berhubungan langsung dengan Tim Independent. namun Dia akan tetap berusaha membantu kami semaksimal mungkin. selanjutnya dia meminta kami lebih sering-sering berdoa kepada Yang Maha Kuasa.

     Waktu menunggu pengumuman Ini adalah Bulan yang begitu menyiksa batin dan terlama buatku. beberapa Tokoh-tokoh Kiai aku KUdatangi , memohon supaya bersedia mendoakan Kelulusanku. Puasa Senin-Kamis aku kerjakan pada waktu itu. juga kulaksanakan amalan-amalan sunah yang selama ini tidak pernah aku kerjakan. ini merupakan saat-saat dimana aku merasa begitu dekat dengaNya. Aku merasa tak dapat berbuat apa-apa tanpa PertolonganNya.dan Kesombonganku selama ini Tak ada artinya. Aku jadi lebih mengerti bahwa Manusia itu benar-benar lemah. Sebaik dan senatang apapun strategi Manusia, dapat menjadi berantakan hanya karena hal sepele. Ya Allah. . . Aku pengen Lulus Ya Allah-Ya Allah...

   Hari Pengumumanpun Tiba. Dengan berseragam Osis aku datang bersama Ayahku. Aku sudah tak sabar menunggu Hari Ini tiba. Sudah kupersiapkan diri ini dari sebulan yang lalu. Aku juga berjanji pada diriku sendiri, Jika Nanti aku Lulus maka aku akan langsung Pulang Kerumah Seperti Anak Baik. Tapi kalau seandainya aku tak lulus, Gila-gilan ikut Konvoi dijalanan akan Kulakukan. Ora urusan- Ora urunan.

  Sungguh aku pribadi Sudah Sangat Siap dengan Kemungkinan terburuk, yaitu tidak Lulus. Namun aku sungguh tak Siap melihat kekecewaan kedua oranggtuaku. aku tak siap dengan pandangan Kasihan teman-temanku kepadaku. aku tak butuh pandangan Kasihan seperti itu, karena itu justru akan membunuhku. Lantas kukatakan pada Ayahku bahwa aku tidak Ikut kesekolah. ternyata aku masih terlalu Pengecut buat menghadapi kemungkinan-kemungkinan ini. Kukatakan padanya hendak turun di Alun-alun kota, dan akan menyusulnya Nanti kesekolah setelah Pengumuman. dan Ayahku Menyetujui.

  Aku dan sebatang rokok dimulutku, di alun-alun kota dengan harap-harap cemas.Serasa ditimpa Batu Gunung. Menunggu waktu yang berjalan lambat-lambat. Tiba-tiba saja HPku berdering, membangunkanku dari segala macam pikiran dikepalaku.
   " Hallo ..." ayahku yang menelvon
   " Gimana men, aku lulus atau tidak?" Tanyaku tak sabar
   "Maaf nak. Meskipun Kau sudah berdoa sepanjang malam, namun kalau Tuhan belum menghendaki kita hanya bisa pasrah pada keadaan, nak". sUngguh, aku yakin aku pasti Lulus. dan jika Ayahku berkata kalau aku tidak Lulus, aku yakin pasti Ayah mengerjaiku
    " Ayolah pak, janganlah kau berbelit-belit seperti itu"
 ......
......
.....
....
    " Nak, kau Lulus nak. Bersyukurlah kepada Allah. Juga berterimakasihlah pada semua orang yang telah mendoakanmu....."









#Akhirnya aku Lulus Men.... :-).Ini dia Beberapa Foto-fotonya:


i


Comments

Popular posts from this blog

Dewa Amor Salah Sasaran??

Santri vs Sandal

Oh… Malas Semalas-Malasnya