Ada Cerita Disini

Senja di alam Sumba Membaca novel dan nonton Film, adalah jawaban yang selalu saya katakan setiap kali ditanyai seseorang mengenai kegemaran. Bagi saya kedua hal ini bukanlah hal remeh, yang dilakukan hanya untuk menghabiskan waktu. Kedua aktivitas ini, juga sangat cocok buat membunuh waktu dimalam minggu, terutama bagi setiap insan yang jomblo. Halaahhhhh

Setiap orang tentu memiliki tokoh inspirasi yang dia kagumi. Untuk perbaikan karakter, Figur inspiratif ini penting bagi setiap orang. Bahkan  seseorang akan cenderung mengikuti pola pikir dan tingkah laku dari seseorang yang ia kagumi. Ya minimal di jadikan motivasi hiduplah.seperti kata pepatah, “Selain wanita yang hebat, juga ada tokoh inspiratif yang menjadi dalang di balik kesuksesan seseorang.”

Saya selalu yakin, Dari dulu sejak zaman ajali, Pria sudah di takdirkan oleh Tuhan untuk lahir dan tumbuh sebagai pejuang. Tengok saja buku-buku di perpustakaan. Banyak kisah yang menuliskan perjuangan epik para lelaki dalam menggapai ambisinya.

Kemarin selasa 7 Desember 2014, Cuaca di kota Jogja terasa begitu panas. Kalau kondisi begini, ada dua solusi praktis yang bisa dilakukan oleh mahasiswa kampret males gerak kaya kita ini. Yang pertama, pergi keluar terus beli es teh di warungnya aa’ burjo. Kedua, nitip temen yang kebetulan mau makan ke aa’ burjo. Nah, ketika saya lagi asyik-asiknya menyruput dalam-dalam aroma kenangan (eh nyruput es teh maksudnya), tiba-tiba temenku datang dan kemudian nawarin opsi ketiga buat meredakan cuaca panas ini. yaitu berenang ke “Blue Lagon” Tirta Budi. Tentu saja aku mau. :D

Kemarin di Jogja Asian Film Festival, aku seperti mendapat pesan. Seperti kata orang bijak, Tuhan memberi suatu pesan/pertanda kepada hamba-hambanya dengan cara yang unik dan tak di duga-duga, tak peduli kapan juga dimana. Begitu juga seperti yang menimpaku. Pesan itu aku dapat pada sebuah film, berjudul “Tabula Rasa”.