Pria-pria Kalah dan Planet Namek



Saya selalu yakin, Dari dulu sejak zaman ajali, Pria sudah di takdirkan oleh Tuhan untuk lahir dan tumbuh sebagai pejuang. Tengok saja buku-buku di perpustakaan. Banyak kisah yang menuliskan perjuangan epik para lelaki dalam menggapai ambisinya.


Misal Cerita perang hebat  antara Duryudana dan para Pandawa. Adolf Hitler dengan semangat Nazinya.  Soekarno yang dengan kepiawaianya berpidato, mampu membakar semangat para pejuang mengusir Belanda dari bumi Nusantara ini. Memang tidak semuanya berakhir dengan kemenangan. Namanya juga nasib. Toh mau menang atau kalah, paling tidak sebagai seorang yang mengaku pria sejati sudah berjuang hingga batas akhir. 
 
Berbeda dengan jaman dahulu di zaman era pra kemerdekaan. Kebanyakan fokus perjuangan pemuda jaman sekarang ini hanya ada dua dan cenderung pragmatis. yang pertama masa depan, berkisar tentang impian memiliki Karir yang cemerlang, punya uang banyak, jalan-jalan kesini-sana dsb. Tapi yang bikin menarik dan menjadi bumbu kehidupan adalah fokus yang kedua,   yaitu perjuangan pria perihal percintaan. 

Urusan percintaan sendiri sebenarnya cukup kompleks untuk di perbincangkan, karena ia tak bisa di pandang secara linier. Ia dinamis. Seorang pria yang berjuang menggapai cinta bisa saja memperoleh kemenangan, atau kekalahan. Yang menang sudah tentu memperoleh kebahagiaan dan kesenangan. Sedang yang kalah diliputi rasa yang gundah. Kalo dia cerdas, mesti diliputi rasa sedih yang bergelora sudah tentu dapat mengambil pelajaran darinya. Ini modal penting untuk meniti perbaikan nasib. Walau rasa malu akibat di tolak dan status jomblo yang masih melekat, kekalahan ini bukanlah kekalahan yang sepi. Hibur saja diri sendiri, dengan keyakinan Tuhan akan menyiapkan pasangan yang lebih baik untuk kita kelak. Alasan klasik memang. Tapi ingatlah, seperti yang di bilang Muhidin M.Dahlan, “ Di setiap milimeter kekalahan selalu terselip mimpi-mimpi untuk memperbaiki diri, memperbaja jiwa”.

Tapi untuk move on tentu tidaklah mudah. Bahkan bagi beberapa pria, untuk bisa lepas dari jeratan memori sisa-sisa perjuanganya menggapai cinta dibutuhkan waktu menahun. Tempat-tempat yang menyimpan kenangan khusus selalu memiliki virus yang siap merongrong otak, kemudian menusuk-nusuk di hati. Jika sudah begini, satu-satunya jalan adalah pergi ke planet lain. Misal ke planet Namek.

Orang-orang yang lahir di tahun 80/90an tentu tahu planet ini. Planet  di serial anime Dragon ball, tempat dimana Piccolo di lahirkan. Bagi manusia bumi, perawakan piccolo mungkin cukup aneh. Tubuhnya berwarna kehijauan seperti  buto ijo. Ilmu kanuraganya tak kalah dengan Arya kamandanu. Sifatnya tempramen, nggaya, dan sombong. Namun biar begitu, planet namek tetaplah planet yang indah untuk para Pria gundah akan sesuatu yang yang dinamakan cinta.

Inilah beberapa alasan mengapa Planet Namek cocok menjadi destinasi para Jomblo-jomblo patah hati :
 
Ketenangan
Berbeda dengan Bumi yang di dalamnya tinggal jutaan manusia (belum lagi sepesies lainya), Planet Namek hanya di huni oleh ratusan Namekians (penduduk pribumi Planet Namek). Itu adalah data tahun lampau saat Invasi Freeza ke planet ini. Mungkin sekarang penduduk planet Namek sudah bertambah. Toh saya yakin, jumlah populasi Namekians tidaklah lebih dari 1juta jiwa.  Jadi tentu tak di ragukan lagi, Planet Namek cocok untuk buat mereka yang ingin mencari ketenangan.

Latihan Diri
Seperti yang sudah di bilang. untuk orang-orang yang mau belajar, kekalahan sejatinya merupakan modal penting untuk meniti perbaikan nasib. Laki-laki yang secara percintaan kalah, justru mengalami surplus dalam hal ketahanan diri. Dan keadaan alam di Planet Namek, akan sangat membantu menjadikan pria lebih kuat ketika pulang nanti. Bagaimana tidak, planet Namek yang memiliki tiga matahari akan membuat kondisi di sana selalu siang setiap saat. Suhu udaranya pasti lebih panas dari suhu udara di Bumi.  Sangat cocok untuk latihan tahan panas luar dalam. Sehingga ketika suatu saat pulang  Bumi dan hatinya di bikin panas, sudah bukan massalah lagi.

Menahan Hasrat
Saya yakin semua sepakat, Hasrat merupakan bahan bakar utama seorang pria dalam memperjuangakan cintanya. Janganlah melulu dikaitkan dengan nafsu birahi. Terlalu sempit jika hasrat hanya di kaitkan dengan itu. Dan sekali lagi, hasrat hanya bahan bakar, sedang pematiknya apinya ada pada tujuan hasrat itu sendiri. Lalu yang jadi pertanyaan adalah apakah jika tinggal di planet Namek, hasrat seorang pria akan semenggebu ketika di bumi?. sebenarnya agak kurang fair jika hanya melihat dari segi fisik. Tapi mbok yakin, penduduk namekians paling cantik pun tak akan cukup untuk membakar hasrat seorang pria dari bumi. ini seperti kita mencoba berpacaran dengan Hulk versi cewek. Atau seberapa sange/horninya seorang pria, pasti akan berfikir ribuan kali jika harus di salurkan ke penduduk planet Namek. Jadi para pria yang tinggal di planet namek, harus pandai-pandai menahan hasrat mereka.

Cepat Dewasa
Sebenarnya lebih cocok dikatakan cepat tua dari pada cepat dewasa, sebab ini berkaitan dengan usia. Tapi karena mereka yang datang ke planet Namek ini mau move on dari cintanya yang gagal, alangkah baik kalau kita khusnudzon saja dengan beranggapan, semakin tua usia seseorang semakin dewasa pula ia. Di bumi waktu satu tahun dibutuhkan 365 hari, sedangkan di planet nemek satu tahunya hanya 130 hari. Itu sama saja tinggal satu tahun di bumi, sama dengan tiga tahun di planet Namek.

Comments

Popular posts from this blog

Dewa Amor Salah Sasaran??

Santri vs Sandal

Oh… Malas Semalas-Malasnya