Cerita Dari Surabaya, Part-I.



Jembatan Suramadu pada malam hari. .

Setiap manusia di dunia ini pasti memiliki pengalaman yang mungkin tak akan pernah bisa dilupakan sepanjang hidupnya. Biasanya kisah yang bakal senantiasa diingat dan dikenang adalah kisah yang ga nanggung. Kalo ega kisah yang sangat sangat sangat bahagia, ya kisah yang bener-bener sengsara sekalian.

Nah aku sebagai manusia biasa (yang butuh akan belaian dan perhatian dari seorang wanita), juga mempunyai kisah yang mungkin tak akan pernah kulupakan selama hidup dan mati. Kalau istilah yg lebih keren itu namanya, The Unforgettable Memories. Tenang saja ini bukan soal cinta yang bertepuk sebelah tangan atau kasih yang ditikung teman kok. Asal tau saja, biarpun aku singel, tapi aku bukanlah fakir asmara yang selalu sibuk dengan urusan cinta yang selalu kandas. Ada dimensi lain dalam hidup yang juga perlu kuperjuangkan.

Tapi karena cerita ini agak panjang kalo dibikin dalam satu tulisan, akan aku buat menjadi dua bagian. Jadi judul diatas itu, bukan saya bermaksud ikut-ikutan alay kaya cabe-cabean yang bikin nama akun facebook Part-I & Part-II. Bukan, bukan bagitu. Tapi ini memang murni berdasarkan dorongan hati nurani, karena jika dibikin dalam satu tulisan dikhawatirkan pembaca akan jenuh dan berpindah kelain hati.
#Halahhhhhhh...

Sudah langsung saja, jadi begini ceritanya:

Waktu itu Komp*s Tv hendak mengadakan lomba news anchor hunt di universitas Airlangga Surabaya. Lomba diadakan selama dua hari, dari tanggal 20-21 maret 2015. Kebetulan  aku memang tertarik di dunia broadcasting khususnya dibidang news presenter dan reporter. Jadi sebagai pria dengan jiwa muda yang masih begitu membara, Aku putuskan untuk ikut dilomba kali ini.

Yang jadi masalah adalah, aku ini sama sekali tak paham daerah Surabaya dan juga tak satu kawan pun di sana. Sebenarnya ada dua teman orang surabaya, hanya saja yang satu merantau keluar pulau jawa dan yang satunya lagi  sudah sangat lama lost kontak denganya. Aku ragu. Namun aku mempunyai pemikiran, jika kali ini tak jadi berangkat maka pasti aku akan sangat menyesal dimasa tua kelak. Jadi kuputuskan pergi.
Surabaya..... Im Comming....

***

Berbekal uang saku yang terbatas, aku berangkat ke Surabaya menggunakan kereta. Dari setasiun Lempuyangan Jogja kereta berangkat jam setengah delapan malam. Di dalam kereta aku duduk bersebelahan dengan seorang pria yang umurnya jauh lebih tua dariku, dan duduk berhadapan dengan seorang gadis dan ibu-ibu. 

Kami semua tak saling mengenal satu sama lain, namun kami ngobrol tentang banyak hal hingga tak terasa kereta sudah mau sampai begitu saja. Si gadis turun lebih dulu di Madiun, barulah kami bertiga di Surabaya. Sebelum si gadis turun, dia memberiku 2 sachet kopi Torabika keluaran terbaru. Kebetulan si gadis ini bekerja di pabrik kopi Torabika di Tanggerang. Aku lupa namanya, tapi dia semangat sekali ngobrol denganku. Beberapa kali juga dia kaya curi-curi pandang gimanaaaaaaa gitu.  Mungkin dia naksir kepadaku.
#Ah sudahlah.... lupakan...

Kereta sampai di Surabaya jam setengah dua pagi. Saat pertema kali sampai, yang terlintas dikepalaku adalah, “Aku mesti tidur dimana??”. lalu kuputuskan mencari mushola/masjid terdekat untuk tidur pagi ini. Setelah berjalan beberapa menit, ketemu satu mushola kecil namun sudah penuh dengan orang yang senasib denganku. Mereka tidur beralaskan koran dan berjejer bagai ikan pindang yang dijemur. 

Lantas aku kembali berjalan mencari tempat lain. Beru beberapa menit berjalan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. “waduh njuk pie iki?”. Kali ini aku berlari sampai kutemukan tempat sebuah toko dengan teras yang cucok untuk merebahkan badan. Disitu sudah ada seorang bapak yang tidur disitu. Setelah akal dan nuraniku berdebat panjang, akhirnya kuputuskan untuk tidur ditempat ini. Aku pun terlelap disamping seorang bapak yang tak kukenal, diiringi gemercik air hujan yang jatuh bersahutan. Romantis sekali....

Kupasang Alarm jam lima pagi, namun aku baru bangun setengah jam kemudian. sedangkan Bapak disampingku masih terlelap. Seusai sholat subuh, aku menghampiri seseorang untuk kutanyai bagaimana cara pergi ke universitas Airlangga.

“Permisi mas, kalau mau ke Universitas Airlangga naik angkot apa ya?” Tanyaku.

“Airlangga kampus A atau Kampus B?” masnya balik tanya.

Kampus C mas”

“Wah kalo kampus C mah jauuuh. Kalau naik angkot bisa oper ampe tiga kali mas”

“waduhh??”

“Mending kalo mau ke Airlangga kampus C mas naik ojek aja. Lebih cepet. Mungkin harganya ya sekitar duapuluh ribuan. Tapi yang pasti Lebih efisien mas”. Kata masnya meyakinkan.

“oh kalo gitu saya tak cari tukang ojek aja mas, makasih”.

“Ga perlu mas. Sampean ikut aku aja”

“????????”

 (Ternyata orang yang aku tanya ini adalah tukang ojek. Lah yo buajinguk  thooooo!!!!)

***

Aku sampai di universitas airlangga jam enam pagi setelah diantar tukang ojek yang cerdas itu. Ternyata jaraknya tak sejauh seperti yang dibilang mas tukang ojek. Sesaat aku sempat merasa agak keberatan membayar sebesar 20ribu dengan jarak segitu, tapi nasi sudah  berubah menjadi power ranger (kalo nasi menjadi bubur sudah terlalu mainstream), jadi ya sudahlah gapapa. 

Lomba dimulai jam sembilan, jadi masih ada waktu tiga jam buatku untuk sarapan, mandi dan ganti kostum. Aku mandi disebuah masjid dekat kampus. Kutemukan masjid ini setelah menempuh berjalan kaki beberapa menit dari kampus. Sebut saja namanya Masjid X. Tempatnya nyaman, bersih dan enak dibuat tidur. Ada pohon besar dihalaman sini. Anginya sepoi-sepoi dan menyegarkan. Jadi sudah kuputuskan malam nanti aku akan tidur di Masjid ini

Selesai mandi dan ganti kostum aku kembali pergi mencari warung makan untuk sarapan. Dari banyak warung makan yang kujumpai, akhirnya kupilih sebuah warung soto untuk mengisi perutku. Sambalnya pedes gila, membuatku berkeringat meski baru mandi. Baru setelah selesai makan, aku capcus ke Universitas Airlangga kampus C.

Sampai disana sudah banyak orang yang mengantri untuk menukarkan tiket. Jadi diacara Kompas-Kampus ini, selain lomba News Anchor Hunt juga ada banyak rangkaian acara lainya seperti; workshop jurnalistik, standup comedy, talkshow bersama Radityadika dll. Siapa saja yang pengen ikut wajib daftar diri via online, setelah terdata akan mendapatkan E-tiket dan kemudian E-tiket ini harus ditukarkan ke panitia pada saat hari H. 

Jika menurut jadwal, lomba dimulai jam sembilan pagi, dan aku sendiri sampai di TKP jam sembilan tepat. Sangat tepat waktu bukan. Hanya saja, nasib kalo tinggal di negri ini dan menjadi orang yang tepat waktu adalah harus selalu siap buat di PHP-in disetiap jadwal. Acara apapun, kapanpun dan dimanapun pasti mulainya selalu MOOOOOLOOOOOORRRghhhhhhhhh..............................

***

Lomba News Anchor Hunt dimulai. Dari ratusan peserta yang mendaftar hanya ada sikitar 75 peserta yang lolos dan akhirnya bisa ikut lomba kali ini. Dari total 75 peserta hanya akan dipilih lima peserta terbaik n beruntung untuk tampil di final besok dan disiarkan secara live di kompas tv. Lalu dari lima peserta tersebut hanya akan diambil juara satu, dua dan tiga,. Sedangkan dua yang kalah dipersilahkan menangis dan mengutuki nasib. Haha kasiahan deh lu..

Aturan Lomba pada kali ini begini: semua peserta diberi materi yang sama dan hanya diberi waktu lima belas menit untuk mempelajari materi tersebut. Setelah itu semua peserta diminta menyampaikan ­Live report di depan kamera dan dihadapan tiga juri. Disini lah mental semua peserta diuji. Tidak fokus sedikit saja entah itu karena grogi atau apapun, semua bisa menjadi berantakan.

Para peserta maju berdasarkan nomor urut yang didapatkan. Jadi semakin awal dia maju, semakin sedikit waktu yang dimiliki untuk persiapan. Tapi semakin akhir dia mendapat giliran unutk maju, maka semakin banyak waktu yang dimiliki untuk persiapan. Hanya saja jika mendapat nomor urut di akhir-akhir, mood bisa hilang karena kelamaan menunggu. Jadi idealnya sih dapat nomor ditengah-tengah. Aku sendiri Aku mendapat nomor urut sembilan belas. Duh kasihan ya yang dapet urutan nomor satu.... :D

Yang menarik dilomba kali ini yaitu peserta lain bisa melihat penampilan kompetitornya ketika perform. Sejauh pengamatanku banyak sekali peserta yang penampilanya keren-keren. Usut punya usut, ternyata sebagian peserta memang sudah berprofesi sebagai News Anchor di stasiun tv lokal Jawa Timur. Ada yang dari tv Surabaya, tv Malang, tv Kota Batu, tv Kediri dll. Aku tau ini dari seorang teman yang aku baru kenal disini. Namanya Ari Wibowo, seorang News Anchor di TVRI Surabaya. It was realy2 hard competition gaesssss.....

Penampilan salah satu peserta ketika lomba. Yang ngambil gambar aku sendiri loh....


Kalo aku sendiri, tadi udah berusaha buat perform semaksimal mungkin hanya saja belum bisa 100%. Kalo disuruh menaksir kemungkinan menang, aku rasa kemungkinanya 45:55. Tadi aku hitung ada sekitar lima belasan peserta yang penampilanya mengancam peluangku untuk menang. Coba kalo yang masuk final itu lima belas peserta ya... hehe (Halahh ngarepp)

Tapi jikapun nanti aku kalah, so far, aku cukup bangga bisa melangkah sampai sejauh ini. Aku cukup puas dengan penampilanku tadi, Meski aku sadar belum bisa menampilkan 100% dari kemampuan terbaiku.  Dan akupun tahu untuk terus berkembang, aku harus lebih giat berlatih dan berjuang.

***

(BERSAMBUNG.......) 

Comments

Popular posts from this blog

Dewa Amor Salah Sasaran??

Santri vs Sandal

Oh… Malas Semalas-Malasnya