Sejarah Indonesia yang Belum Banyak Orang Yang Tahu



Kemarin malam, dikala sebagaian orang tertidur lelap, sebagaian lagi tak tidur karena terlena berselancar diinternet, sebagian lainya begadang dan ngobrol diwarung-warung kopi, sebagaian pasutri sibuk bikin anak, sebagaian kimcil tengah telvonan dengan pasangan LDR nya, Saya memutuskan untuk melek seorang diri di balkon lantai empat, hanya ditemani bayangan saya, secangkir kopi hitam, dan sebuah buku karya Iqbal Aji Daryono berjudul “Out of The Truck Box”.

Ada satu topik mengenai sejarah Indonesia yang dibahas didalam buku tersebut dan saya rasa perlu untuk di bagikan ke keluarga, guru-guru, teman-teman, fans, hatters, mantan, bribikan, pacar (hayalan), calon ibu dari anak-anaku, dan semua saja warga Indonesia tercinta. 

Jadi begini :

Negara Chile yang kemaren menjuarai copa Amerika 2015 itu, yang terletak nun jauh disana (meskipun tetap saja masih jauh hatimu untuk dijangkau), ternyata memiliki sedikit kesamaan sejarah dengan bangsa kita, negara Indonesia. Tahun 1970, Salvador Allende memenangi pemilihan secara demokratis dan berhak menjadi presiden Chile secara sah. Ia merupakan seorang presiden yang memiliki cita-cita luhur untuk menyejahterakan rakyatnya, seperti; perawatan kesehatan untuk setiap orang, meningkatkan mutu pendidikan dan layanan-layanan publik dll.

Intinya banyak kebijakan-kebijakan Allende yang pro rakyat namun sering kali membikin gerah Amerika. Yang paling “fatal” yaitu memperkuat control Negara atas jalanya perekonomian. Sebagai contoh, Allendre melakukan nasionalisasi atas sebagian besar Industri perbankan dan sumber daya alam Chile, termasuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Amerika. (Memang kata Nasionalisasi amat ditakuti oleh Negara-negara barat yang sudah terlanjur mencengkramkan “kuku-kukunnya”, untuk meraup pundi-pundi kekayaan Negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya alam melimpah). Allende juga menjalankan program reforma Agraria, dengan mengambil alih 2,4 juta hektar lahan dan menurunkan angka pengagguran secara drastis. Semua gebrakan itu hanya butuh waktu kurang dari 3 tahun!!! Bayangkan bung!!!

Kebijakan-kebijkan itu  membuat Amerika yang saat itu dipimpin presiden Richard Nixon geram. Kira-kira geramnya Amerika itu sama lah levelnya, seperti saat kita geram melihat bribikan yang lagi kita deketin tengah jalan dengan cowok lain. Spion-spion CIA pun dikerahkan.  Organisasi dan media-media oposisi di Chile disupport dengan dana dan strategi, untuk menggoncangkan pemerintahan Allende

Puncaknya dimunculkan lah tokoh bernama Augusto Pinochet Agurte, seorang jendral tua yang kalo dalam dunia pewayangan adalah sosok yang membuat goro-goro hadir. Dengan dukungan penuh Amerika, Pinochet mengkudeta berdarah kepimpinan Allende pada tahun 1973. Kekuasaan Allende jatuh dan beberapa hari kemudian pemimpin revolusioner itu ditemukan tewas. Cerita selanjutnya seperti yang sudah bisa kita tebak. Pinochet naik tahta dengan kekuatan senjata. Sepanjang kekuasaanya dari tahun 1974-1990, sang Jendral telah membanai lebih dari 3000 rakyat Chile.

Jika Chile punya Allende yang keras kepada Barat dan Amerika, Indonesia punya Soekarno yang ga kalah kerasnya, bahkan pernah dengan lantang bilang “Amerika kita setrika, Inggris kita linggis”. Chile punya Pinochet yang naik tahta atas bantuan Amerika, pun demikian dengan penggulingan Soekarno dan naiknya Soeharto yang dimasa kekuasaanya melalap lebih dari setengah juta nyawa manusia. Satu hal yang paling nyokot, yaitu bahwa operasi penggulingan Allende oleh CIA dinamai “Jakarta Project”. Tak lain tak bukan sebab karena motif dan polanya persis sama dengan penggulingan Soekarno.

***

Selesai membaca buku karya om Iqbal Aji Daryono, dan setelah mendapati fakta baru mengenai keterlibatan CIA tentang penggulingan Soekarno (yang sejauh ini hanya saya dengar desas-desusnya saja), saya jadi ikut-ikutan sangsi sama orang-orang yang setuju dengan stiker-stiker itu yang berbunyi “PIYE LE, ISIH PENAK JAMANKU TO??” 

Comments

Popular posts from this blog

Dewa Amor Salah Sasaran??

Santri vs Sandal

Oh… Malas Semalas-Malasnya