Tahukah Kamu?

 Secret Admirer

Tahukah kamu, bagiku, nikmat dari (pernah) mencintaimu adalah, kamu memberikan banyak kejutan-kejutan, bahkan hingga saat ini. Kamu tak paham?? Ya aku tau. Sebab memang secara materi kamu tak pernah memberiku apa-apa. Tapi diluar itu, kamu memberikan segala hal positif yang sebelumnya tak pernah kudapatkan dari manapun. Dari siapapun.


Kamu menjadi sumber inspirasi buatku agar produktif menulis. Maksudku, meskipun ga produktif-produktif amat, tapi paling tidak kamu memberikan hal yang sebelumnya tak aku dapatkan. Blog yang dulu mati, kini hidup lagi. Puisi-puisi tercipta meskipun tak puitis. Tulisan-tulisan melakonlis lahir meskipun masih dalam bentuk draft dan tak pernah kupbulikasikan. Kamu adalah energi mengapa aku menulis.

Aku bukan musisi. Suaraku pas-pasan. Tak bagus-bagus amat, tapi dibilangi jelek juga tidak. Tapi asal kamu tahu. Tanpa sepengetahuanmu, tiga buah lagu pernah tercipta, dimasa ketika kita tengah dekat-dekatnya. Sayang kamu tak bisa mendengarkanya. Sebab sifatku yang teledor, membuat Booknote yang memuat catatan lirik beserta chord lagu-lagu itu hilang besama segenap harapanku padamu catatan-catatan perkuliahan yang tak penting itu. Aku sempat merekam ketiga buah lagu itu dengan iringan gitar di handphone jadulku. Hanya saja sayang, handphone legendarisku itu mati tergulung ombak laut dan tak hidup lagi. Lagu yang sempat tercipta itu bukan untuk kupedengarkan padamu, agar kamu mau sedikit membuka hati untuk ku. Bukan, bukan seperti itu. Sungguh, Itu hanya murni kerjaan pemuda nganggur yang iseng, dan butuh sarana untuk mengekspresikan rasa yang dulu menggebu-gebu. Kamu, adalah inspirasi mengapa aku dulu pernah membuat lagu.

Wajahmu terlihat layaknya wanita dewasa. Tingkah lakumu polos, kadang oon tapi tidak kekanak-kanakan. Dan aku tau, dibalik itu kamu memiliki daya pikir yang cerdas. Kamu cepat paham akan hal-hal diluar duniamu. Hal ini jugalah yang membuatku tergerak untuk selalu memperkaya wawasan dan mencoba hal baru diluar duniaku. Termasuk mendengarkan lagu-lagu favoritmu. Menonton film-film yang menurutmu itu bagus ,padahal setelah kutonton biasa aja. Membuatku menyukai lumba-lumba dan ikan-ikan lebih dari sebelumnya.

Tapi kamu juga yang dulu pernah berhasil memporak-porandakanku. Membuatku begitu betah tergeletak dikasur selama berjam-jam, hanya gluntang-gluntung, merasa lapar tapi makanpun enggan. Membuatku setiap kali mendengar bunyi hp, berharap itu pesan masuk dari kamu, tapi ternyata tidak. Membuatku dalam waktu berbulan-bulan, berkali-kali mencoba bangkit, tapi selalu kandas saat dengar kabar tentang kamu. Atau melihat fotomu. Atau status-statusmu. Dan semua yang berhubungan tentang kamu.

Sejujurnya, pernah terbesit harapan jahat dalam benaku. Aku pernah berharap, suatu ketika kita sudah menua. Kita sudah melangkah. Sudah terlalu jauh. Lalu kamu terdorong oleh sebuah energi tak kasat mata untuk menoleh kebelakang. Awalnya tampak samar, tapi setelah fokus kamu bisa melihat dengan jelas. Sangat jelas. Kamu melihat sesuatu yang tampak muda dan familiar. Disana ada aku, kamu, kenangan-kenangan, dan mimpi-mimpi yang tak terwujud. Melihat itu wajahmu memerah. Matamu berkaca-kaca. Kamu ingin berteriak tapi tak mampu. Perlahan tetesan-tetasan air jatuh dari kedua sudut matamu. 

Kamu diserang badai haru yang luar biasa. Kamu dihinggap rasa sesal yang amat sangat. Menyesali mengapa kau begitu naif, kacau dan tak peduli. Sehingga membuatku menyerah. Membuatku lelah. Membuatku memilih mundur dan meninggalkanmu. (Emm.... apa??? Aku jahat banget ya?? Haha. Maaf yak......)

Kutulis ini bukan karena aku tak bisa move on. Bukan, bukan karena itu nona. Jangan GeEr dulu. Kalo masalah move on, InsyaAllah sudah. Tak usah khawatir. Kini kita punya kehidupan masing-masing. Mari kita kejar impian kita melalui  jalan kita sendiri-sendiri. Aku pernah mencintaimu secara terang-terangan, dan aku juga pernah mencintaimu dengan cara yang paling sunyi. Terimakasih, sampai saat ini masih memberi inspirasi.









Krapyak, Yogyakara
10 Januari 2015
 00.31 Wib

Comments

  1. Sidane ora move on palingan Fik... hahahaha...

    ReplyDelete
  2. Waahhh sok mutusi imar ki. wkwkwkw :p

    ReplyDelete
  3. Ya kolo2 bertindak seperti hakim MK Fik, hahaha.
    Tapi beneran fik, suatu saat kamu baca tulisan ini lagi, kamu bakalan terkenang akan getaran cinta yg pernah mampir, hahahaha lebay.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dewa Amor Salah Sasaran??

Santri vs Sandal

Oh… Malas Semalas-Malasnya